Senja dibalik Jendela

Senja itu,
dari balik jendela kulihat dirimu melangkah semakin jauh
menuruni jalan dengan kaki telanjang
lalu lenyap ditelan kabut yang seperti tiba-tiba saja mengendap
aku sendiri saja di dalam kamar, tak ingin menjadi bagian waktu
di luar jendela kulihat senja, semburat cahaya membuat rambutmu tampak keemasan
seseorang memanggilmu, yang kemudian ku tersadar
suara itu datang dari dalam hatiku
selalu seperti mimpi jika memandang senja
selalu seperti dirimu yang menciumi mawar tanpa mau memetiknya
"tempat terindah untuk mawar adalah batangnya" katamu dulu, nun masa yang lalu
masa yang mengapa harus saja berlalu(Pea)

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda